Orang-orang
yang berpuasa khususnya di dalam bulan Ramadhan memiliki beberapa
kelebihan untuk berdoa. Ia termasuk dalam beberapa ketika dan situasi
doa yang dimakbulkan oleh Allah.

Selain dari
waktu berbuka, di dalam bulan Ramadan juga memberikan banyak kesempatan
waktu-waktu berdoa yang makbul. Antara waktu doa yang makbul ialah :
1. Ketika malam lailatul qadar.
Allah
berfirman di dalam Al-Qur’an, “Malam kemuliaan itu lebih baik daripada
seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril
dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh
kesejahteraan sehingga terbit fajar”. (Al-Qadr : 3-5)
Imam As-Syaukani di dalam kitab Tuhfatu Dzakirin berkata bahawa kemuliaan Lailatul Qadar mengharuskan doa setiap orang pasti dikabulkan.
2. Sewaktu berpuasa.
Orang-orang
yang berpuasa termasuk orang yang doanya mustajab. Doa yang tidak akan
ditolak itu dilakukan pada saat berbuka. Ini berdasarkan kata Nabi, “Ada
tiga orang yang tidak ditolak doanya ; orang yang sedang berpuasa
ketika dia berbuka, pemimpin yang adil dan doa orang yang dizalimi.”
(Hadis Tirmidzi & Ibnu Hibban)
3. Sepertiga akhir malam.
Nabi Muhammad
saw pernah berkata seperti yang diriwayatkan oleh sahabatnya Abu
Hurairah, “Sesungguhnya Rabb kami yang Maha Berkah lagi Maha Tinggi
turun setiap malam ke langit dunia hingga berbaki sepertiga akhir malam,
lalu berfirman ; barangsiapa yang berdoa, maka Aku akan kabulkan,
barangsiapa yang memohon, pasti Aku akan perkenankan dan barangsiapa
yang meminta ampun, pasti Aku akan mengampuninya”. (Shahih Al-Bukhari)
Termasuk
sepertiga malam terakhir ialah waktu bersahur. Alangkah baiknya jika
umat Islam memanfaatkan waktu yang tersisa sebelum dan selepas makan
sahur untuk membanyakkan doa berbanding menyambung tidur.
Berdoa atau
meminta sesuatu dari Allah bukanlah sembarangan ibadah. Nabi pernah
berkata dala sebah hadis bahawa, “Tidak ada sesuatu yang lebih mulia
kepada Allah Ta‘ala melainkan doa.” (Shahih, Hadis Tirmizi)
Selain 3
waktu dan situasi yang dinyatakan, terdapat beberapa lagi waktu atau
situasi doa seorang Islam itu mustajab. Antara yang disebutkan oleh
ulama’ berdasarkan dalil ialah setelah selesai solat fardhu, waktu di
antara azan dan iqamat, pada waktu azan, ketika hujan turun, ketika
melihat orang dijemput ajal, pada hari Arafah dan beberapa situasi lain
lagi.
Adab Berdoa
Salah satu
faktor yang mempengaruhi sesuatu doa itu dimakbulkan atau tidak ialah
adab-adab ketika berdoa.
Pertama sekali ialah doa itu hanya ditujukan
permintaannya kepada Allah dan tidak melalui perantara atau wasilah yang
dilarang oleh agama. Termasuk wasilah atau tawassul yang di larang
ialah menyeru-nyeru orang yang sudah mati atau menyeru-nyeru selain dari
Allah.
Abdullah bin
Abbas rhm menceritakan, “Saya pernah berada di belakang Nabi lalu beliau
bersabda, “Wahai anak kecil, sesungguhnya saya akan mengajarkan
kepadamu beberapa ucapan: Jagalah Allah nescaya Dia akan menjagamu,
jagalah Allah nescaya kamu akan mendapati Dia berada di depanmu. Jika
kamu meminta maka mintalah hanya kepada Allah, dan jika kamu meminta
pertolongan maka mintalah pertolongan hanya kepada Allah.” (Sahih, Hadis
Tirmizi dan Ahmad)
Kedua,
merendahkan suara ketika berdoa, tidak di dalam hati tapi juga tidak
menguatkannya. Ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Allah dalam
Kitab-Nya, “Berdoalah kepada Rabb kalian dengan berendah diri dan suara
yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas.” (Al-A’raf: 55)
Ketiga,
merendah diri kepada Allah ketika berdoa kepada-Nya. Ini seperti yang
dijelaskan dalam Al-Qur’an maksudnya; “Kemudian Kami seksa mereka dengan
kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah)
dengan tunduk merendahkan diri. Maka mengapa mereka tidak memohon
(kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang seksaan Kami
kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras, dan syaitan pun
menampakkan kepada mereka kebaikan apa yang selalu mereka kerjakan.”
(Al-An’am: 42-42)
Keempat,
tidak mendoakan keburukan untuk diri, keluarga, dan harta benda, kerana
mungkin Allah Ta’ala akan mengabulkannya. Dalam sebuah hadis Nabi pernah
bersabda yang maksudnya; “Janganlah kalian mendoakan keburukan pada
diri kalian, jangan mendoakan keburukan pada anak-anak kalian, dan
jangan mendoakan keburukan pada harta-harta kalian. Jangan sampai doa
kalian bertepatan dengan saat dikabulkannya doa dari Allah lalu Dia akan
mengabulkan doa kalian.” (riwayat Imam Muslim)
Kelima,
berdoa bersungguh-sungguh atau memastikan permintaannya dan tidak
mengembalikannya kepada masyi`ah (kehendak) Allah, karena hal itu
menunjukkan kurang perhatiannya dia kepada doanya dan dia tidak terlalu
berharap kalau Allah akan mengabulkan doanya.
Sabda Nabi
maksudnya; “Jika salah seorang dari kalian berdoa maka janganlah
sekali-kali dia berkata, “Ya Allah ampunilah aku jika Engkau kehendaki.”
Akan tetapi hendaklah dia memastikan apa yang dia minta dan hendaknya
dia benar-benar mengharap, kerana Allah sama sekali tidak pernah
menganggap besar sesuatu yang Dia berikan.” (riwayat Imam Bukhari &
Imam Muslim)
Keenam,
memulai dengan memuji Allah dan selawat kepada Nabi dan juga menutup
doanya dengan ini. Fudhalah bin Ubaid rhm menceritakan bahawa, Nabi
mendengar seorang lelaki berdoa di dalam solatnya, dia tidak memuji
Allah Ta’ala dan juga tidak berselawat kepada Nabi. Maka Nabi berkata,
“Orang ini tergesa-gesa,” kemudian beliau memanggil orang itu lalu
beliau berkata kepadanya atau kepada selainnya, “Jika salah seorang di
antara kalian berdoa maka hendaknya dia memulainya dengan memuji dan
menyanjung Allah, kemudian dia berselawat kepada Nabi, kemudian setelah
itu baru dia berdoa.” (riwayat Imam Abu Daud dan Imam Tirmizi)
Ketujuh,
menggunakan perkataan yang jami’ dalam berdoa, iaitu yang lafaznya
ringkas akan tetapi makna yang terkandung di dalamnya sangat dalam lagi
sangat luas. Contoh doa yang terbaik ialah doa yang diajarkan oleh Nabi
karena beliaulah pemilik al-jawami’ al-kalim (kata-kata yang jami’).
Isteri Nabi, Aisyah binti Abu Bakar rhm. Menceritakan bahawa Nabi
menyukai doa-doa yang singkat tapi padat maknanya, dan meninggalkan
selain itu.” (riwayat Imam Abu Daud)
Dan beberapa
adab-adab umum yang lain seperti mengulangi doa sebanyak tiga kali,
menghadap ke arah kiblat, berwudhu sebelum berdoa dan mengangkat dua
tangan ketika berdoa.rhm.
Beberapa
sarjana Islam telah menghimpunkan doa-doa dan zikir dari Al-Qur’an dan
hadis. Antara yang paling dikenali termasuklah kitab al-Adzkar karangan
Imam Nawawi dan ia sudah diringkaskan oleh sarjana mutakhir Dr Said bin
Ali bin Wahf al-Qahthani dengan judul Hisnul Muslim.
Siaran akhbar Sabtu, 04 Ogos 2012
1 comments:
mfc的美女主播 , mfc的美女 , 夫妻网聊天室 , 真爱旅舍真人秀聊天室 , 茵茵聊天室 , 新视界免费视频聊天室 , 聊天室 , 聊天室 , 聊天室 , 聊天室
Post a Comment