Orang-orang 
yang berpuasa khususnya di dalam bulan Ramadhan memiliki beberapa 
kelebihan untuk berdoa. Ia termasuk dalam beberapa ketika dan situasi 
doa yang dimakbulkan oleh Allah.
 Satu 
daripadanya ialah ketika menjelang waktu berbuka puasa. Doa yang tidak 
akan ditolak itu dilakukan pada saat berbuka. Abdullah bin Umar rhm. 
juga pernah meriwayatkan sebuah hadis dari Nabi yang bermaksud, 
“Sesungguhnya orang yang berpuasa itu mempunyai satu kesempatan berdoa 
yang tidak akan ditolak pada saat ia berbuka puasa.” (Riwayat Imam Ibnu 
Majah dan al-Hakim)
Satu 
daripadanya ialah ketika menjelang waktu berbuka puasa. Doa yang tidak 
akan ditolak itu dilakukan pada saat berbuka. Abdullah bin Umar rhm. 
juga pernah meriwayatkan sebuah hadis dari Nabi yang bermaksud, 
“Sesungguhnya orang yang berpuasa itu mempunyai satu kesempatan berdoa 
yang tidak akan ditolak pada saat ia berbuka puasa.” (Riwayat Imam Ibnu 
Majah dan al-Hakim)
Selain dari 
waktu berbuka, di dalam bulan Ramadan juga memberikan banyak kesempatan 
waktu-waktu berdoa yang makbul. Antara waktu doa yang makbul ialah :
1. Ketika malam lailatul qadar. 
Allah 
berfirman di dalam Al-Qur’an, “Malam kemuliaan itu lebih baik daripada 
seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril
 dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh 
kesejahteraan sehingga terbit fajar”. (Al-Qadr : 3-5)
Imam As-Syaukani di dalam kitab Tuhfatu Dzakirin berkata bahawa kemuliaan Lailatul Qadar mengharuskan doa setiap orang pasti dikabulkan.
2. Sewaktu berpuasa. 
Orang-orang 
yang berpuasa termasuk orang yang doanya mustajab. Doa yang tidak akan 
ditolak itu dilakukan pada saat berbuka. Ini berdasarkan kata Nabi, “Ada
 tiga orang yang tidak ditolak doanya ; orang yang sedang berpuasa 
ketika dia berbuka, pemimpin yang adil dan doa orang yang dizalimi.” 
(Hadis Tirmidzi & Ibnu Hibban)
3. Sepertiga akhir malam. 
Nabi Muhammad
 saw pernah berkata seperti yang diriwayatkan oleh sahabatnya Abu 
Hurairah, “Sesungguhnya Rabb kami yang Maha Berkah lagi Maha Tinggi 
turun setiap malam ke langit dunia hingga berbaki sepertiga akhir malam,
 lalu berfirman ; barangsiapa yang berdoa, maka Aku akan kabulkan, 
barangsiapa yang memohon, pasti Aku akan perkenankan dan barangsiapa 
yang meminta ampun, pasti Aku akan mengampuninya”. (Shahih Al-Bukhari)
Termasuk 
sepertiga malam terakhir ialah waktu bersahur. Alangkah baiknya jika 
umat Islam memanfaatkan waktu yang tersisa sebelum dan selepas makan 
sahur untuk membanyakkan doa berbanding menyambung tidur.
Berdoa atau 
meminta sesuatu dari Allah bukanlah sembarangan ibadah. Nabi pernah 
berkata dala sebah hadis bahawa, “Tidak ada sesuatu yang lebih mulia 
kepada Allah Ta‘ala melainkan doa.” (Shahih, Hadis Tirmizi)
Selain 3 
waktu dan situasi yang dinyatakan, terdapat beberapa lagi waktu atau 
situasi doa seorang Islam itu mustajab. Antara yang disebutkan oleh 
ulama’ berdasarkan dalil ialah setelah selesai solat fardhu, waktu di 
antara azan dan iqamat, pada waktu azan, ketika hujan turun, ketika 
melihat orang dijemput ajal, pada hari Arafah dan beberapa situasi lain 
lagi.
Adab Berdoa
Salah satu 
faktor yang mempengaruhi sesuatu doa itu dimakbulkan atau tidak ialah 
adab-adab ketika berdoa. 
Pertama sekali ialah doa itu hanya ditujukan 
permintaannya kepada Allah dan tidak melalui perantara atau wasilah yang
 dilarang oleh agama. Termasuk wasilah atau tawassul yang di larang 
ialah menyeru-nyeru orang yang sudah mati atau menyeru-nyeru selain dari
 Allah.
Abdullah bin 
Abbas rhm menceritakan, “Saya pernah berada di belakang Nabi lalu beliau
 bersabda, “Wahai anak kecil, sesungguhnya saya akan mengajarkan 
kepadamu beberapa ucapan: Jagalah Allah nescaya Dia akan menjagamu, 
jagalah Allah nescaya kamu akan mendapati Dia berada di depanmu. Jika 
kamu meminta maka mintalah hanya kepada Allah, dan jika kamu meminta 
pertolongan maka mintalah pertolongan hanya kepada Allah.” (Sahih, Hadis
 Tirmizi dan Ahmad)
Kedua, 
merendahkan suara ketika berdoa, tidak di dalam hati tapi juga tidak 
menguatkannya. Ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Allah dalam 
Kitab-Nya, “Berdoalah kepada Rabb kalian dengan berendah diri dan suara 
yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang 
melampaui batas.” (Al-A’raf: 55)
Ketiga, 
merendah diri kepada Allah ketika berdoa kepada-Nya. Ini seperti yang 
dijelaskan dalam Al-Qur’an maksudnya; “Kemudian Kami seksa mereka dengan
 kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) 
dengan tunduk merendahkan diri. Maka mengapa mereka tidak memohon 
(kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang seksaan Kami
 kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras, dan syaitan pun 
menampakkan kepada mereka kebaikan apa yang selalu mereka kerjakan.” 
(Al-An’am: 42-42)
Keempat, 
tidak mendoakan keburukan untuk diri, keluarga, dan harta benda, kerana 
mungkin Allah Ta’ala akan mengabulkannya. Dalam sebuah hadis Nabi pernah
 bersabda yang maksudnya; “Janganlah kalian mendoakan keburukan pada 
diri kalian, jangan mendoakan keburukan pada anak-anak kalian, dan 
jangan mendoakan keburukan pada harta-harta kalian. Jangan sampai doa 
kalian bertepatan dengan saat dikabulkannya doa dari Allah lalu Dia akan
 mengabulkan doa kalian.” (riwayat Imam Muslim)
Kelima, 
berdoa bersungguh-sungguh atau memastikan permintaannya dan tidak 
mengembalikannya kepada masyi`ah (kehendak) Allah, karena hal itu 
menunjukkan kurang perhatiannya dia kepada doanya dan dia tidak terlalu 
berharap kalau Allah akan mengabulkan doanya.
Sabda Nabi 
maksudnya; “Jika salah seorang dari kalian berdoa maka janganlah 
sekali-kali dia berkata, “Ya Allah ampunilah aku jika Engkau kehendaki.”
 Akan tetapi hendaklah dia memastikan apa yang dia minta dan hendaknya 
dia benar-benar mengharap, kerana Allah sama sekali tidak pernah 
menganggap besar sesuatu yang Dia berikan.” (riwayat Imam Bukhari & 
Imam Muslim)
Keenam, 
memulai dengan memuji Allah dan selawat kepada Nabi dan juga menutup 
doanya dengan ini. Fudhalah bin Ubaid rhm menceritakan bahawa, Nabi 
mendengar seorang lelaki berdoa di dalam solatnya, dia tidak memuji 
Allah Ta’ala dan juga tidak berselawat kepada Nabi. Maka Nabi berkata, 
“Orang ini tergesa-gesa,” kemudian beliau memanggil orang itu lalu 
beliau berkata kepadanya atau kepada selainnya, “Jika salah seorang di 
antara kalian berdoa maka hendaknya dia memulainya dengan memuji dan 
menyanjung Allah, kemudian dia berselawat kepada Nabi, kemudian setelah 
itu baru dia berdoa.” (riwayat Imam Abu Daud dan Imam Tirmizi)
Ketujuh, 
menggunakan perkataan yang jami’ dalam berdoa, iaitu yang lafaznya 
ringkas akan tetapi makna yang terkandung di dalamnya sangat dalam lagi 
sangat luas. Contoh doa yang terbaik ialah doa yang diajarkan oleh Nabi 
karena beliaulah pemilik al-jawami’ al-kalim (kata-kata yang jami’). 
Isteri Nabi, Aisyah binti Abu Bakar rhm. Menceritakan bahawa Nabi 
menyukai doa-doa yang singkat tapi padat maknanya, dan meninggalkan 
selain itu.” (riwayat Imam Abu Daud)
Dan beberapa 
adab-adab umum yang lain seperti mengulangi doa sebanyak tiga kali, 
menghadap ke arah kiblat, berwudhu sebelum berdoa dan mengangkat dua 
tangan ketika berdoa.rhm.
Beberapa 
sarjana Islam telah menghimpunkan doa-doa dan zikir dari Al-Qur’an dan 
hadis. Antara yang paling dikenali termasuklah kitab al-Adzkar karangan 
Imam Nawawi dan ia sudah diringkaskan oleh sarjana mutakhir Dr Said bin 
Ali bin Wahf al-Qahthani dengan judul Hisnul Muslim.
Siaran akhbar Sabtu, 04 Ogos 2012 
 Twitter
Twitter Facebook
Facebook RSS
RSS
 
 

1 comments:
mfc的美女主播 , mfc的美女 , 夫妻网聊天室 , 真爱旅舍真人秀聊天室 , 茵茵聊天室 , 新视界免费视频聊天室 , 聊天室 , 聊天室 , 聊天室 , 聊天室
Post a Comment